Yayasan Sahabat Valencia Peduli    Blood4LifeID.com   

Sponsor

Central Spring Bed - Official Beds of Rumah Harapan

Astra International untuk Ruang Inspirasi Astra

JYSK

Central Spring Bed - Official Beds of Rumah Harapan

Kansai Paint - Official Coating of Rumah Harapan



JYSK

Tiyas: The Smiling Angel

rumah harapan tyas 1

Rumah-Harapan.com | Tiyas adalah adik dampingan pertama yang tinggal di Rumah Harapan. Umurnya 11 tahun. Dia tinggal di RH sejak 1 Desember 2014. Yang paling khas dari Tiyas sekaligus yang paling kami suka dari dia adalah keceriaannya. Juga senyumnya yang cemerlang. Dan matanya yang bulat cerah. Mungkin karena keceriaannya itulah, dia mampu menjadi survivor kanker tulang, meski penyakitnya itu sudah masuk stadium 3. Juga meski kini tubuhnya sudah lumpuh dari kaki hingga pusar.

Tiyas sudah hidup bersama kanker tulang selama 5 tahun. Penyakit mematikan ini pertama kali datang padanya saat Tiyas baru berusia 6 tahun. Saat itu dia baru saja lulus TK. Suatu hari, tiba-tiba Tiyas mengeluh sulit buang air kecil. Kakinya juga terasa sakit dan ngilu. Berobat ke dokter, Tiyas hanya didiagnosa sakit biasa. Tapi tentu saja, meski sudah ke dokter berkali-kali, Tiyas tetap saja sakit. Dia bahkan pernah harus ke dokter untuk menguras isi perutnya dengan alat medis karena tidak bisa buang air besar selama satu minggu.

Tiyas sempat dirawat di sebuah rumah sakit pemerintah selama berhari-hari. Tapi tetap tidak diketahui penyakitnya. Hingga akhirnya, datanglah vonis tersebut: Tiyas menderita kanker tulang. Tentu, karena mahalnya biaya perawatan di rumah sakit, Tiyas akhirnya dibawa pulang. Oleh ibunya, dia hanya diobati seadanya. Kadang-kadang jika punya uang, baru dibawa ke tempat pengobatan alternatif. Tapi praktis, Tiyas tidak mendapatkan perawatan yang semestinya. Dan hal ini berjalan selama lebih dari 2 tahun. Orang tua Tiyas sempat putus asa.

Hingga akhirnya ada orang baik yang mengajak orang tua Tiyas untuk mengurus surat Gakin untuk orang sakit dari keluarga yang kurang mampu. Berbekal surat itu, akhirnya Tiyas bisa berobat lagi di rumah sakit pemerintah. Di rumah sakit itulah, Tiyas akhirnya bertemu Kak Silly. Saat itu, Kak Silly belum membangun Valencia Care Foundation. Beliau baru seorang individu yang bergerilya dari bangsal ke bangsal, dari rumah sakit satu ke rumah sakit yang lain, untuk menghibur anak-anak yang menderita kanker.

Dari sini, Kak Silly bersama teman-temannya yang tergabung di 3 Little Angels akhirnya memutuskan untuk membawa Tiyas ke rumah sakit Siloam MRCCC agar mendapatkan perawatan yang lebih baik. Di Siloam, Tiyas ditangani oleh dokter Joy. Semua biaya pengobatan dibiayai dari donasi yang diberikan teman-teman melalui 3 Little Angels.

Dan kini setelah Rumah Harapan berdiri, akhirnya Tiyas menjadi orang pertama yang tinggal di rumah ini. Kak Silly sendiri yang menjemput Tiyas dari rumahnya di gang sempit menuju Rumah Harapan.

rumah harapan tyas 2 rumah harapan tyas 3

Tinggal di Rumah Harapan, Tiyas mengaku senang. Katanya, di Rumah Harapan dia jadi punya banyak teman. Yang dia maksud teman tentu saja adalah kakak-kakak sukarelawan yang setiap hari mendampinginya. Yang setiap hari ingin membuat Tiyas senang dan bersemangat menjalani hidup dan melawan penyakitnya.

rumah harapan tyas 7 rumah harapan tyas 6 rumah harapan tyas 5

 Kami para sukarelawan juga mengajarkan Tiyas bahasa Inggris, bahasa Arab, hingga melukis.

rumah harapan tyas 8 rumah harapan tyas 9 rumah harapan tyas 10

Kami tahu, selalu berusaha menyenangkan hati Tiyas tidak berarti membuat penyakitnya bisa hilang. Dokter sudah mengatakan, akan tiba waktunya tubuh Tiyas benar-benar akan lumpuh total. Prediksi dokter mengatakan, waktu itu tidak lama lagi. Tapi kami yakin, dengan membuat semangat hidupnya membesar dan berkobar, Tiyas bisa melawan penyakitnya lebih lama. Toh, dia sudah membuktikannya selama 5 tahun terakhir.

Dan tentu saja, salah satu kekuatan hidupnya datang dari keluarga. Dari ibu yang selalu menyemangati Tiyas untuk tidak malu dengan tubuhnya yang lumpuh. Dari Indah, adik yang menjadi temannya bermain. Dan dari Dessy, adiknya yang masih balita. Dessy yang diberinya hadiah ulang tahun dari uang hasil pemberian Kak Denny Sumargo, atlet sekaligus aktor yang bersimpati pada Tiyas. Dessy yang selalu membuatnya sedih jika sedang rindu.

Tapi walau sedih, tetap saja nanti Tiyas akan kembali tersenyum dan ceria.

Tetap berjuang ya Tiyas. Kami semua akan selalu membantu dan menjagamu 🙂 (ITA)

rumah harapan tyas 11 rumah harapan tyas 12

4 Responses to Tiyas: The Smiling Angel

  1. ah..this post seperti ‘tamparan’ bagi saya begitu kurang bersyukur atas hidup ini. Tetap semangat Tyas… Love you :-*

  2. ditunggu postingan terbarunya gan: D

  3. dear tyas…..sedikit saya punya cerita yang tidak lebih hebat dari tyas saat ini. Sedikit banyak saya pun bisa merasakan apa yg tyas rasa sekarang. 12tahun yang lalu, kakak saya pun mengalami sakit seperti yang dialamin tyas. Awal mula sakit di lutut sebelah kanan gara2 jatoh pada saat olahraga, sampe akhirnya bengkak,dan semakin lama semakin besar. Pada saat itu kakakku masih kelas 2 sma. awal tindakan pengobatan yang kita lakukan adalah urut ke tukang pijat karena di pikir keseleo, 2kali di urut bapak tukang urut nya nyerah, dia bilang ini bukan sakit keseleo biasa. akhirnya ke doker lah kita. Pada awalnya pemeriksaan belum sampe detail, dan hanya divonis sebagai ada indikasi asam urat dan kelebihan kalsium. lama. bengkaknya semakin membesar, sampai susah jalan, dan pake tongkat, mungkin ada sampe sebesar buah melon, sempat di bawa ke berbagai pengobatan alternatif, minum obat herbal dari yang rasanya enak sampe gak enak, semua dijalanin sama kakaku dengan sabar. dengan harapan sakitnya bisa sembuh. sedih rasanya setiap sekolah, kita selalu berjalan ber 2 pulang dan pergi sekolah, sebelum make tongkat kanan kiri, saya lah yang jadi tongkat hidupnya. dia selalu berpegangan dengan tangan kiri saya. sangat terasa betapa dia kesulitan sekali saat berjalan waktu dia megang tangan saya, sampe badan saya miring ke sebelah kiri saat dia jalan. akhirnya pemeriksaan detail dilakuin mulai dari pemeriksaan patologi anatomi,disitulah semua terbuka dengan jelas penyakit apa yang sedang menggerogoti kaki kakakku satu2nya. Osteosarcoma Giant Carcinoma (sampe hapal saya)a.k.a kanker tulang. klo gak salah inget, jalan satu2 nya pengobatan adalah dengan pemotongan alias amputasi. terbayang sekali saat itu bagaiman perasaan mama mendengar kata2 dokter, mgkn keliatan nya kuat, tp saya tau jauh di lubuk hati yg terdalam mama, hati nya hancur, apalagi kakakku,yang saat itu baru mau menjalani hidup nya di bangku kelas 3 sma. kami semua tidak bisa membayangkan apa yg terjadi setelah ini. hari berganti hari, keadaan kakakku semakin buruk, bengkak/benjolan di kaki kanannya semakin besar, hingga gak bs berjalan lagi, alhamdulillah temen mama ada yang berbaik hati memberikan kursi roda untuk kakaku. cuma sekolah masih bisa berusaha dengan tongkat. sampai suatu hari 1bulan full gak masuk sekolah karena sakit yg beliau rasain. alhamdulillah perjalanan sma nya berkahir bahagia, beliau bisa menyelesaikannya di puncak sakit yg beliau rasa, darah mengucur terus dari hidung pada saat beliau ujian akhir sma, saya adik satu2nya, pegangan beliau selama sekolah, gak lepas dari saya jaga beliau waktu beliau ujian, sementara mama masih berjuang di kampus demi kewajibannya mendidik anak-anak nusantara, meskipun kadang kala banyak hari2 yang dilewatin mama di kampus demi bisa menjaga kakak sy di rumah. pengobatan yg kami pilih selama itu hanya berobat jalan dan alternatif, karena dari awal kakak saya menolak untuk amputasi, pertimbangan nya banyak, mungkin salah satunya karena beliau perempuan. 2kali anfal di rumah, fisiknya sadar tapi yang nampak pandangan kosong sambil bicara seolah2 ada almarhum papa. terakhir keputusan amputasi diambil karena kakaku sudah gak kuat lagi, badannya sudah kuning semua, dan panas yang hampir 2minggu tidak turun. alhamdulillah kebesaran tuhan, Allah SWT, kakakku begitu tegar menghadapi ujian itu, semangat yang tak henti dari temen2 nya, dari sd sampai sma, guru2 beliau dari sd sampai sma, seluruh mahasiswa mama turut membantu, begitu juga rektor di kampus tempat mama kerja saat itu, dari luar kota pun begitu,mereka mengadakan pengajian demi keberhasilan operasi kakakku, betapa beruntung nya beliau puna teman2 seperti itu, sampai aku iri sendiri melihatnya, masya allah. meskipun kakakku harus mengubur cita2nya menjadi dokter spesialis kandungan, tidak apa. dan alhamdulillah, kebesaran Allah Swt, beliau sekarang meskipun harus ditopang dengan tongkat kesayangannya, beliau masih bisa tersenyum ikhlas, sekarang gantian beliau mengabdikan dirinya untuk menolong mereka yang mebutuhkan apabila ada masalah sama gigi nya. iya, kakaku sekarang sudah jadi dokter gigi,alhamdulillah. perjuangan 12 tahun sampai saat ini ada hasil yg baik, meskipun kadang2 masih ada rasa sedih mengingat tubuhnya yg kurang sempurna. so, tyas yang manis, panjang ya cerita aku, tapi mudah2an ini sedikit bisa menyematin kamu, meskipun kamu ngerasain sakit luar biasa, tapi percayalah akan ada hasil yang baik dari setiap usaha yang baik, akan ada hari yang cerah setelah badai. keep fighting,keep smiling, ini bukan akhir dari segalanya tyas, yo can do it. 🙂

    • Halo, Kak Devita…. Wah, alhamdulillah, kami terharu bacanya. Perjuangan kakaknya Kak Devita luar biasa. Memang dukungan dari orang-orang sekitar sangat membantu untuk memberikan suplai semangat buat para penderita kanker. Kalau bisa, Kak Devita bisa main-main, Kak ke RHI untuk berbagi cerita dengan adik-adik dan orang tua pasien 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *