Yayasan Sahabat Valencia Peduli    Blood4LifeID.com   

Sponsor

Central Spring Bed - Official Beds of Rumah Harapan

Astra International untuk Ruang Inspirasi Astra

JYSK

Central Spring Bed - Official Beds of Rumah Harapan

Kansai Paint - Official Coating of Rumah Harapan



JYSK

Faris – Karawang

 

Nama: Faris Gabriel Ramadhan

TTL: 14 Agustus 2012

Golongan Darah: A+

Kesukaan: Bubur Jagung

Nama Bapak: Iwan

Pekerjaan Bapak: Karyawan di Pabrik Kaca

Nama Ibu: Ulfa

Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

 

IMG-20171017-WA0002

 

Si ganteng ini adalah penderita hidrocepalus dan epilepsi. Sehari-harinya, Faris hanya mampu makan makanan lunak lewat selang. Dan makanan favoritnya adalah bubur jagung.

 

Saat Ulfa, ibundanya, hamil Faris 9 bulan, dokter menganjurkan agar dia dibedah cesar. Saat lahir, tak terlihat tanda-tanda Faris punya kelainan. “Pas lahir, nangisnya juga kencang,” kata Ulfa.

 

Namun saat baru berusia 2 hari, tiba-tiba suhu tubuh Faris naik. Hari ketiga, tubuhnya kejang-kejang. Tapi saat itu Faris belum dibawa ke dokter. Baru saat usianya menginjak 40 hari, dia dibawa ke RSUD. Di rumah sakit dikatakan, tulang tengkorak Faris bermasalah. “tapi dokter bilang tunggu setahun lagi untuk lihat perkembangannya,” tutur Ulfa.

 

Tapi pada usia 6 bulan, kepala Faris sempat dilakukan pemeriksaan CT Scan. Ada cairan di otaknya dan tindakan medisnya adalah cairan di kepala disedot. Setelah tindakan tersebut, Faris tak lagi kejang-kejang. “Badannya juga jadi gemukan,” katanya.

 

Tapi saat umur 2 tahun, kepala Faris kembali bermasalah. Lantas dilakukanlah operasi. Operasinya berhasil, tapi selang dua bulan kemudian mendadak kondisi kesehatan Faris menurun hingga akhirnya dia mengalami koma hingga 2 minggu. “Katanya udah enggak ada harapan. Ikhlaskan saja. Tapi pas mesin mau dicabut dan saya nangis-nangis, dia  bangun lagi,” cerita Ulfa.

 

IMG-20171017-WA0003

 

Merasa diberi kesempatan lagi oleh Tuhan, Ulfa pun makin rajin membawa Faris berobat. Sampai akhirnya pada Maret 2017 silam, Faris dibawa ke RSCM Jakarta untuk menjalani pemeriksaan yang lebih intensif. Untuk mengobati kejangnya, Faris juga sudah diberi obat.

 

Semenjak bangkit dari koma, Faris juga sudah tak bisa bersuara. Bahkan menangis pun tak bisa. Dia hanya diam membisu. “Tapi dia tahu suasana sekitarnya. Kalau melihat ada bapaknya sama kakaknya, dia senang. Kelihatan dari mukanya,” ujar Ulfa.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *