Masih ingat cewek cantik ini nggak, Kakak-kakak? Nama aslinya sih Nabila Alfinatus Syafaati, tapi dia maunya dipanggil Putri supaya kayak princess di film-film. Kadang-kadang, kakak-kakak volunteer juga jahil dengan Putri sebagai “Luna Maya”. Tapi Putri-nya senang-senang aja tuh, hehe…
Putri usianya 9 tahun, asal Natuna, Kepulauan Riau. Dia menderita hidrosefalus, dan sejauh ini, kepalanya sudah dioperasi sampai 5 kali! Dari kepalanya yang masih besar dan panjang, sampai sekarang berukuran relatif normal.
Putri datang pertama kali ke RHI pada 2015, dan sempat tinggal beberapa bulan untuk menunggu jadwal operasi ke-5. Nah, sekarang Putri datang lagi ke RHI untuk menjalani evaluasi pascaoperasi pemasangan batok kepala di bagian depan.

Putri saat pertama kali datang ke RHI tahun 2014. Kepalanya masih dibalut sehabis dioperasi ke-4 kalinya.
Selama maa evaluasi ini, Putri harus menjalani serangkaian pemeriksaan mulai dari MRI, CT Scan, dan lain-lain. Mama Putri, Mufidatun Nisa, berharap hasil evaluasi ini bagus dan Putri tidak perlu dioperasi lagi.
Meski begitu, sampai saat ini Putri masih sering kejang-kejang. Menurut Mama Putri, ini karena syaraf di otaknya memang tak senormal orang biasa. “Namanya otaknya istilahnya sudah diobrak-abrik beberapa kali, ya jadi begitu,” katanya. Untuk mengatasi kejangnya, Putri rajin minum obat antikejang sehari 2 kali.
Perlu diketahui juga, di dalam kepala Putri juga ditanam selang dari otak hingga ke perutnya. Fungsinya untuk membuang cairan di otak agar tidak menghambat, dan bisa langsung dibuang dalam bentuk air seni oleh pencernaan. Karena itu pula, jika Putri semakin dewasa nanti, selang itu harus diganti mengikuti ukuran tinggi badannya.
Meski hidupnya akan selalu bergantung dengan alat-alat, tapi Putri tetap semangat loh. Di kampungnya yang jauh di pelosok (butuh 2 hari untuk sampai ke Jakarta), Putri tetap sekolah, walau pun selama 3 tahun dia tetap duduk di kelas 1 SD. Putri memang kesulitan menangkap pelajaran karena fungsi matanya tinggal 10%. Dia belum bisa membaca dan menulis. Sebenarnya Putri harusnya masuk SLB, namun di Natuna tidak ada SLB. SLB terdekat jaraknya juga satu hari perjalanan, karena kampung Putri adalah pulau di tengah laut.
Mama Putri sebenarnya berpikir untuk membawa Putri tinggal di Jakarta saja agar bisa sekolah SLB, namun untuk memutuskan juga tidak mudah karena harus memikirkan pekerjaan ayah Putri di bidang mebel, juga kakak Putri yang masih sekolah.
Semoga ada jalan keluar ya yang terbaik ya, buat kesehatan dan pendidikan Putri. Aminn 🙂
Recent Comments