Yayasan Sahabat Valencia Peduli    Blood4LifeID.com   

Sponsor

Central Spring Bed - Official Beds of Rumah Harapan

Astra International untuk Ruang Inspirasi Astra

JYSK

Central Spring Bed - Official Beds of Rumah Harapan

Kansai Paint - Official Coating of Rumah Harapan



JYSK

Emak Wati Kesayangan Kami Semua

 

Kami memanggilnya Emak. Di Rumah Harapan VCF, beliau biasa kami dapati tengah berbincang dengan para orang tua pasien, shalat di ruang tengah lantai atas, atau nyinden untuk adik-adik dampingan. Tapi paling sering, kami melihatnya ada di dapur. Memasak, mencuci piring, menyiapkan minuman, atau mengelap-ngelap apapun agar dapur senantiasa bersih mengilap.

 

Emak Wati ibarat satpam kebersihan di rumah singgah ini. Beliau tak pernah betah melihat piring kotor atau gelas kosong tergeletak di atas meja. Pasti akan langsung diangkutnya untuk dicuci. Di usianya yang ke-67 tahun, Emak ibarat gangsing yang tak pernah diam. Selalu bergerak. Gesit. Rajin.

 

Selalu bersih-bersih di dapur.

Selalu bersih-bersih di dapur.

Emak juga jago nyinden.

Emak juga jago nyinden.

 

Ada sejarahnya mengapa Emak sampai tinggal di Rumah Harapan VCF. Awalnya, Emak ditemukan Kak Silly pada tahun 2007. Saat itu, Emak sedang menawarkan jasa memijat. Sejak saat itu, Emak kerap bolak-balik ke rumah Kak Silly di Cikarang untuk memijat.

 

Pada usia se-senja itu, Emak memang harus terus mencari nafkah. Dia hidup sendiri. Tanpa suami. Tanpa anak. Beliau memang pernah menikah. Dua kali. Tapi dua-duanya kandas di tengah jalan. Emak bercerita, pernikahan pertamanya terjadi saat usianya masih sangat-sangat muda. Bahkan saat itu Emak belum lulus SD. Dibanding senang, saat itu Emak lebih banyak rasa takutnya. Dan setelah menikah, Emak pun tak melanjutkan sekolah.

 

Tak beruntung dalam pernikahan, Emak pun melanglang buana. Punya suara merdu khas orang Sunda, Emak menjadi penyanyi di beberapa daerah, bahkan hingga ke luar Pulau Jawa. Namun seiring merangkaknya usia, masa jaya Emak sebagai penyanyi pun hilang. Emak beralih menjadi pembantu rumah tangga, lantas menjadi pemijat.

 

Melihat Emak yang hidup sebatang kara, Kak Silly pun lantas membawa beliau untuk tinggal di Rumah Harapan VCF. Emak lalu diminta membantu merawat rumah ini. Dan sejak kehadiran Emak, rumah singgah memang terbukti lebih bersih, menyenangkan, juga ceria.

 

Menyenangkan, karena Emak dengan sukarela akan bernyanyi kalau kami minta beliau untuk nyinden. Atau minta tolong Emak untuk kerokan kalau ada salah satu dari kami yang masuk angin. Kadang Emak juga berulangkali menyuruh kami makan kalau kami suka lupa makan karena sibuk rapat. Persis ibu yang khawatir kalau anaknya nanti sakit karena tidak mau makan. Sungguh, Emak seperti perwujudan ibu kami di rumah singgah ini.

 

Kehadiran Emak juga membuat kami ceria. Soalnya, Emak tak pernah marah kalau diajak bercanda. Bahkan kami merasa Emak terlalu polos dengan gaya bercanda kami yang kadang keterlaluan. Tapi Emak menanggapinya dengan santai. Beliau bahkan senang.

 

IMG-20151215-WA0001 (1)

Emak mau saja disuruh berdandan dan bergaya seperti ini oleh Gugun, sopir RHVCF yang masih muda. Maafkan kami yang mak :-D

Emak mau saja disuruh berdandan dan bergaya seperti ini oleh Gugun, sopir RHVCF yang masih muda. Maafkan kami ya, Mak 😀

 

Pada usia yang tak lagi muda, ada satu keinginan sederhana Emak yang belum tercapai. Beliau ingin naik pesawat. Seumur-umur, Emak bahkan baru melihat wujud pesawat secara langsung belum lama ini. Yaitu saat diajak Kak Silly ke bandara. Saat melihat pesawat, Emak bahkan langsung menangis.

 

CWupbU9UYAAzQ9A

 

Kapan-kapan kita naik pesawat ya, Mak. Yang penting Emak sehat selalu, biar keinginannya bisa tercapai. Amiinn…

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *