Yayasan Sahabat Valencia Peduli    Blood4LifeID.com   

Sponsor

Central Spring Bed - Official Beds of Rumah Harapan

Astra International untuk Ruang Inspirasi Astra

JYSK

Central Spring Bed - Official Beds of Rumah Harapan

Kansai Paint - Official Coating of Rumah Harapan



JYSK

Rasya Berjuang Obati Jantung

 

Rasya Naoki Almathur, namanya. Usianya 5,7 tahun, asal Sragen, Jawa Tengah. Bocah manis yang mungil ini menderita jantung bocor. Diagnosa tepatnya adalah Atrial Septal Defect (ASD), yaitu kerusakan antara kedua ruang jantung, mengakibatkan bercampurnya darah beroksigen dan tidak beroksigen. Dampaknya, jantung kanan membesar dan ada tekanan tinggi pada paru-paru.

 

 

Penyakit ini sudah diketahui ada di tubuh Rasya sejak dia berusia 7 bulan. Waktu itu, gejalanya adalah batuk pilek yang tak kunjung sembuh. Tinggal di Bandung, kala itu dokter di rumah sakit Hasan Sadikin menyarankan agar Rasya dioperasi. Biaya operasi ditaksir Rp80 juta.

 

“Waktu itu saya cuma buruh tekstil di Bandung. Mana punya uang segitu banyak. Akhirnya saya pilih pulang ke kampung di Sragen. Harapannya kalau pindah ke kampung yang udaranya lebih segar, Rasya bisa lebih sehat,” kata Lestari, ibunda Rasya. Saat di Bandung, mereka memang tinggal di tempat kos yang dekat dengan pabrik. Otomatis, kondisi udara di tempat tinggal juga berkualitas buruk.

 

Rasya dan ibunda.

Rasya dan ibunda.

 

Pindah ke Sragen, kondisi Rasya ternyata memang cukup membaik. Di sana, dia menjalani pengobatan sederhana dan alternatif. “Saya kasih madu asli, buah delima, daun pegagan. Pokoknya yang alami-alami,” cerita ibu Lestari.

 

Harapan muncul saat ada kesempatan untuk membuat BPJS untuk Rasya. Ibu Lestari pun langsung mengurus surat keringanan untuk berobat tersebut. Hasilnya, beliau bisa mendapat BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran). Artinya, Ibu Lestari tak perlu membayar biaya bulanan.

 

Mendapatkan kartu BPJS, bukan berarti masalah selesai. Ibu Lestari masih belum ada biaya untuk ke Jakarta. Akhirnya, beliau berutang kepada saudara dan tetangga-tetangganya. “Dapat 2 juta,” katanya.

 

Bulan Agustus 2015, Rasya pun menuju RSCM, Jakarta. Sempat satu minggu di Jakarta untuk mengurus dokumen. Kembali lagi di bulan November, masih untuk urusan yang sama. “Dua kali ke Jakarta, dua kali pinjam duit 2 juta,” ujar Ibu Lestari.

 

Duit yang tak seberapa itu langsung habis setiap dibawa pulang balik Sragen-Jakarta-Sragen. Uang tersebut dipakai untuk transportasi dan makan sehari-hari. Untuk tempat tinggal, beliau dan Rasya terpaksa tidur di ruang tunggu RSCM karena uang tak cukup untuk menyewa kamar kos. “Makan juga diirit. Yang penting Rasya makan dulu. Kalau sisa, saya makan sisanya dibanding harus beli makan lagi,” kata Ibu Lestari dengan wajah sendu.

 

Pengorbanan Ibu Lestari memang tidak sia-sia. Datang kembali ke Jakarta akhir Desember lalu, pertengahan Januari ini Rasya sudah dioperasi. Dia bahkan juga disunat gratis di RSCM. Sekarang, Rasya sedang masa pemulihan sekaligus menunggu pemeriksaan lanjutan tentang kondisi jantungnya.

 

Rasya habis disunat :-D

Rasya habis disunat 😀

Karena habis disunat, ke mana-mana masih pake sarung nih, hihi..

Karena habis disunat, ke mana-mana masih pake sarung nih, hihi..

 

Rasya yang bercita-cita jadi dokter pun kini juga lebih ceria dibanding sebelumnya. Apalagi, di rumah singgah dia bisa bermain dengan banyak teman seusianya. “Semoga Rasya bisa cepat pulih,” kata Ibu Lestari yang kini berjualan pulsa di Sragen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *